Hello Semua !
Rasanya sudah lama kita ngak jumpa dalam pelajaran catur “bersambung” kita ( hehe…kayak sinetron aja ), oke deh sekarang saya akan posting double, biar ngak ada yang protes dan anda akan saya buat letih untuk membacanya…ya sama dong..saya juga letih “ngetik”nya, hampir satu hari lho!!...habis ngetiknya pake jurus “sebelas jari”..hihihii…( ketawanya seperti kuntilanak tu …)
Sebelum lanjut saya ingatkan sekali lagi, untuk memahami materi bersambung ini, anda “harus” memulainya dari pelajaran 1 ( maksa ni yee…),kenapa?? Sebab klo anda baca sebagian-sebagian maka manfaat yang didapat tidak seberapa dan mungkin juga anda akan ragu dibuatnya. Dan satu lagi anda harus membacanya berulang kali sampai anda benar-benar paham maksudnya…okey lanjut !!!!!
3. MENGGUNAKAN KELEMAHAN BIDAK
Pengukuran dari harga kelemahan bidak dapat dipakai beberapa ukuran. Disebabkan menurut pengalaman amat perlu menguraikan ini dengan contoh-contoh, supaya dapat lebih jelas dimengerti mengenai ukuran-ukuran tersebut, akan kita gunakan disini contoh-contohnya.
Ambillah contoh yang banyak terjadi dalam praktek mengenai bentuk-bentuk kelemahan bidak, yaitu biasanya bidak-bidak bersusun yang terletak pada lajur c, umumnya dipetak c7 dan c6. disebabkan putih mendapatkan keuntungan dengan adanya hak untuk melangkah yang pertama kali, maka dia dapat memaksa lawannya membuat bidak bersusun. Kelemahan daripada bidak bersusun ini dengan nyata dapat dirasakan seandainya bidak-bidak susun tersebut terpencil. Ini berarti bahwa ada lajur b tak terdapat bidak-bidak hitam atau juga lajur d tak ditempati bidak-bidak hitam Juga petak didepan bidak-bidak susun itu sehingga perwira putih dapat mendudukinya tanpa bisa diserang oleh bidak hitam.
Posisi yang baik sekarang dipunyai oleh putih serta dapat mengakibatkan kemenangan baginya. Sedangkan hitam sudah tak mempunyai langkah yang dapat diandalkan. Baginya terpaksa Rajanya meninggalkan pengawasanya pada bidak c6. hal ini dapat dengan mudah dibuktikan bahwa kejadian ini tak dapat dihindarkannya.
Dua belas langkah yang masing-masing berlainan dipunyai oleh pihak putih, sedangkan hitam hanyalah mempunyai delapan langkah. Hal ini disebabkan bidak susun ( tumpuk ) yang dipunyai oleh hitam, sehingga hitam mempunyai kekalahan empat langkah.
Dalam diangram 22 putih akan memperoleh kemenangan dengan cara ia melangkah lebih dulu ataupun belakangan. Contoh : 1. b4 a6 2. a4 f6 3. a5 g6 4. g4 ( untuk membuktikan bahwa bidak hitam c6 tentulah akan hilang. Sama kuatnya adalah 4. c4 h6 5. b5 axb5 6. cxb5 cxb5 7. Rxb5 serta menanglah putih, dikarenakan ia mendapatkan bidak bebas yang terjauh. Dengan cara ini terlihatlah kelemahan lain yang terdapat pada bidak susun ): 4…..f5 5. gxf5 gxf5 6. f4 h6 7. h3 h5 8. h4 akhirnya hitam dipaksa berjalan dengan Rajanya dan ini berarti kekalahan baginya
Tetapi dalam diagram 23, bagi putih tak akan mencapai kemenangan dengan mudah, dikarenakan Rajanya tak dapat datang pada petak c5 yaitu satu-satunya petak yang baik buat putih.
Seandainya putih yang bergerak, maka setelah ia datang pada petak d4 segera akan berhadap-hadapan dengan raja hitam yang datang pada d6. meskipun demikian stelling ini dapat juga dimenangkan oleh putih. Agar lebih jelas untuk menerangkan langkah-langkah yang memenangkan dalam diagram 23, sebaiknya kita lihat diagram 24 dulu.
Kemenangan ada pada putih
Putih yang menang menurut partai Rubinstein
Stelling (susunan) ini terjadi dalam pertandingan antara Cohn dan Rubinstein disebuah turnamen di kota St. Petersburg pada tahun 1909. kemenangan diperoleh oleh
Rubinstein sesudah ia menggunakan gerak siasat sebagai berikut : 1. Rd2 Rf8 2. Rc3 Re7 3. Rb4 ( Jelaslah disini bahwa hitam berada dalam bahaya besar. Raja putih telah siap sedia memakan bidak a hitam ) 3…..Rd7 4 Ra5 Rc8 5. Ra6 Rb8 ( pada saat hitam telah datang untuk memberikan pertolongan pada bidaknya, namun putih memperoleh lapangan yang besar. Jelas terlihat bagaimana kuatnya tekanan ini dapat diperoleh lawan yang disebabkan adanya bidak susun ) 6. c4 ( dengan gerakan ini putih bertujuan menukarkan satu dua bidak untuk mencapai kelonggaran gerak bagi Rajanya pada garis 6, serta menarik bidak-bidak lawan untuk melangkah kedepan serta kemudian memakan bidak-bidak itu dengan menggunakan Raja dari belakang. Menghadapi hal ini hitam lumpuh sama sekali 6…..Ra8 cara ini hanya dapat untuk mempertahankan diri lebih lama. Kalau dia memajukan bidak-bidaknya malahan akan memperingan pekerjaan putih ) 7. b4 Rb8 8. a4 R.a8 9. c5 dxc5 10. dxc5 Rb8 11. f4 Ra8 12. g4 Rb8 13. h4 Ra8 14. f5 Rb8 15. g5 Ra8 16. h5 ( Kemudian putih akan mencapai kemenangan dengan cara sebgai berikut : 17. g6 hxg6 18. f6! Gxf6 19. h6 dan bidak bebas ini terus maju ). 16….g6 ( Terpaksa. Jika 16….f6 dibalas 17. h6! dan jika 16….h6 dibalas 17. f6! ) 17. hxg6 hxg6 18. fxg6 fxg6 ( Bidak hitam g6 sekarang merupakan sasaran bagi putih pada baris 6 seperti yang diinginkannya. Guna mendekati bidak ini putih pindah haluan dengan menukar bidak pada sayap Menteri ) 19. b5 cxb5! 20. Rxb5! Rb8 21. c6 ( 21. Rc6 tak menghasilkan apa-apa ) 21….Rc8 ( sesudah 21….Ra8 22. Rc5 putih akan dapat memusnahkan bidak g seterusnya mendapat kemenangan ) 22. Ra6 Rb8 23. a5 ( Pada saat inilah bagi Raja hitam terkurung dipojok, mengakibatkan ia akan ketinggalan tempo untuk memberikan pertolongan pada bidak g yang mendapat serangan ) 23….Ra8 24. Rb5 Rb8 25. Rc5 Rc8 26. Rd5 Rd8 27. Re6 untuk seterusnya pihak putih memperoleh kemenangan. Pada waktu pertandingan yang sebenarnya dari Cohn-Rubinstein yang sesungguhnya agak berlain cara melangkahnya namun pokok pikirnya tidaklah berbeda. Sekarang bagi kita telah mengetahuinya bagaimana putih didalam diagram 24 dapat memperoleh kemenangan. Jadi untuk mendapatkan kemenangan menurut diagram 23 tidaklah begitu sukarnya. Haruslah kita tempatkan Raja pada petak dimana petak tersebut mempunyai ancaman yang serentak, pertama bertujuan untuk menguasai petak kunci c5 serta kedua guna memusnahkan bidak a. Jadi 1. Rd2 Rd7 2. Rc3 Rd6 3. Rb4 ( Ancaman kita berikan, yaitu akan memakan bidak a dengan cara melangkah 4. Ra5 dan selanjutnya. Disebabkan hal tersebut Raja hitam terpaksa harus kembali dan akhirnya 3….Rd7 4. Rc5 kita mendapatkan stelling seperti yang terlihat dalam diagram 22. 4. Ra5 tohk akhirnya menang juga, meskipun dengan cara yang agak lebih sukar seperti apa yang tertera dalam diagram 24 )
Putih mendapat kemenangan. Bidak-bidak tumpuk memperlihatkan suka-dukanya
Di dalam diagram 25 ini kita mendapatkan suatu contoh dari bidak-bidak bersusun yang diperoleh oleh pihak hitam yang agak berlebihan serta ini jarang sekali terjadi didalam praktek. Putih mendapat kemengan dengan langkah 1. Rc5. bagi pihak hitam tak mempunyai langkah bidak guna memberikan jawaban hingga mengakibatkan ia berada dalam tempo paksaan ( zwit-wang ).
Tiap orang dimana ia berada dalam paksaan tempo, tentulah ia tak akan bisa bergerak tanpa mengakibatkan kelemahan didalam stellingnya. Sesudah 1….Rd7 2. c4 Re6, bagi hitam dapat memakan bidak g, tetapi untuk putih akan mendapat atau mencapai promosi lebih dahulu. Jalan satu-satunya yang bisa diberikan untuk melawannya adalah gerakan seperti berikut : 1. Rc5 Rd7 2. c4 Re6 3. Rxc6 Re5. kalau pihak putih pada waktu ini melakukan gerakan yang ceroboh, maka kekalahan yang akan didapatinya, umpamanya 4.c5? Rd4! Atau 4. Rxc7? Rd4! 5. Rb7 Rxc4 6. Rxa7 Rb5 dan seterusnya.
Namun setelah 4. Rb7! Putih akan memperoleh kemenangan, disebabkan bidaknya di petak a masih ada dan sempat mendapatkan promosi.
Sekarang kita telah sampai pada stelling-stelling dimana susunan bidak-bidaknya seperti apa yang tertera dalam diagram 22 dan23 tak berubah, serta selain itu pada papan masih terdapat perwira-perwiranya. Dalam hal ini kelemahan-kelemahan tadi berkurang sekali artinya, disebabkan hanya terdapat sedikit sekali harapan untuk memperoleh hasil dengan paksaan tempo.
Untuk pihak yang lemah, memang seharusnya harus mempertahankan diri dengan mati-matian, dikarenakan kesempatan untuk mencapai remis tentulah ada.
Barisan bidak hitam yang lemah merupakan kerugian yang nyata. Bagi putih kedudukannya baik sekali.
Yang terlihat dalam diagram 26 ini, kedudukan pihak putih sangat baik sekali serta setelah 1. 0-0-0 atau 1. Rd2 serta diikuti Rc3 lama kelamaan tertulah akan memperolah kemenangan. Namun akan berlebihanlah kiranya kalau di dalam hal ini kemenangan putih akan mendapatkan bermacam-macam kesempatan guna memusnahkan bidak-bidak lawan yang berada dalam kelemahan itu, namun bagi pihak hitampun tertulah tidak akan tinggal diam saja menerima serangan itu. Baginya akan lebih mendapatkan keuntungan, dengan cara mengadakan serangan balasan aktif. Meskipun hasilnya dari serangan ini tidaklah begitru besar, namun ada juga kesempatannya serta tak boleh diabaikan begitu saja.
Contoh dalam diagram 27 ini memperlihatkan kepada kita suatu stelling dari hasil langkah-langkah : 1. e4 e5 2. Kf3 Kc6 3. d4 exd4 4. Kxd4 d6 5. Kc3 Kf6 6. Ge2 Ge7 7. 0-0 0-0 8. Gf4 Be8 9. Kxc6 bxc6 10. e5 dxe5 11. Gxe5.
Pihak hitam tidak begitu memperlihatkan bidak-bidaknya yang terletak pada lajur c dimana bidak ini bertumpuk serta terpencil. Bagi putih yang bermain dengan tepat serta cermat akan dapat memperoleh keuntungan yang besar. Hanya saja untuk melakukan hal yang demikian ini dia harus berjuang dengan sekuat tenaga disebabkan pihak hitam yang merasa mempunyai kelemahan ini telah dapat menguasai kunci d5 yang tak boleh diabaikan begitu saja. Sedangkan hitam akan meneruskan permainannya dengan 11….Kd5, dan 12. Gf3 tentulah dibalas dengan 12….Ge6. stelling menjadi sangat kuat serta kedudukan perwira-perwiranya mengkin lebih baik daripada yang dipunyai oleh putih. Kudanya yang berada di petak d5 lama kelamaan tetulah dapat juga diserang oleh bidak c putih. Hanya untuk melakukan hal ini diperlukan persiapan yang sangat teliti dan selama persiapan itu belum bisa diselesaikan beraneka peristiwa bisa terjadi.
Sebahagian dari kelemahan bidak hitam dapat diimbangi dengan tekanan yang diberikan pada d5, yaitu suatu petak pusat yang penting artinya. Meskipun demikian kedudukan putih tetap lebih baik dari hitam
Dalam diagram 26 keuntungan pihak putih sudah jelas, tetapi dalam diagram 27 ini tidaklah demikian. Dalam hal diagram 27 ini pihak lawan cukup mempunyai peimbangan. Sedangkan yang lebih besar lagi adalah seperti apa yang tertera dalam diagram 28. posisi yang demikian ini terjadi dalam variant dari permainnan dua kuda yang terkenal. 1. e4 e5 2. Kf3 Kc6 3. Gc4 Kf6 4. Kc3 Kxe4 5. Kxe4 d5 6. Gd3 dxe4 7. Gxe4 Gd6 8. d4 exd4 9. Gxc6 bxc6 10. Mxd4. hitam mempunyai Pasangan Gajah, dimana ini memberikan imbangan pada kelemahan bidak. Setelah 10….0-0 11. 0-0 c5 dengan diikuti oleh ….Gb7 hitam telah memberikan beberapa ancaman yang cukup berbahaya.
Kelemahan bidak yang diimbangi seluruhnya oleh Pasangan gajah. Kedua belah pihak mempunyai harapan yang sama besarnya.
Untuk menyelidiki stelling serupa itu merupakan pelajaran yang tersendiri. Disini kita cukupkan sekian saja dan dapat kita tetapkan bahwa kedua belah pihak mempunyai harapan yang sama.
Sedikit tambahan keterangan mengenai Pasangan Gajah. Pihak hitam mempunyai dua buah Gajah sedangkan pihak putih mempunyai Kuda dan Gajah dan ini bagi hitam merupakan suatu keuntungan. Mengenai keuntungan ini banyak persoalannya, namun demikian tak mungkinlah kiranya untuk diuraikan dalam waktu sekarang ini. Cukuplah kiranya kami ketengahkan disini bahwa : Keuntungan yang maksimal mungkin dapat dicapai oleh Pasangan Gajah dalam stelling terbuka, serta untuk seterusnya Raja mempunyai tugas yang penting baik itu dalam babak akhir maupun dalam hal penyerangan.
Dalam diagram 28 adalah lebih besar, atau boleh dikatakan cukup besar, dan mengakibatkan hitam yang mempunyai harapan baik disebabkan karena kompensasi atau perimbangan untuk kelemahan bidak.
Hitam melangkah. Disebabkan oleh persiapan yang lebih matang maka ia mempungai imbangan yang lebih dari cukup untuk kelemahan bidaknya. Keadaan yang demikian adalah jauh lebih baik.
Dalam diagram 29. stelling yang demikian ini akan dapat terjadi sesudah terjadi langkah-langkah yang berikut. 1. e4 e5 2. Kf3 Kc6 3. d4 exd4 4. Kxd4 Kf6 5. Kc3 Gb4 6. Kxc6 bxc6 7. Gd3 d5 8. Gd2 ( Akibat dan penafsiran yang keliru dari keadaan, tanpa berpikir lebih panjang lagi putih melakukan usaha memperlemah barisan bidak hitam, daripada menyelesaikan persiapan dengan 8. exd5 kemudian diikuti degan 0-0. seandainya hitam pada langkah ini memberikan jawaban dengan jalan Gxc3 akan terjadilah peristiwa seperti apa yang tertera dalam diagram 28. Pasangan Gajah mengimbangi kelemahan bidak ) 8…Gxc3 9. Gxc3 dxe4 10. Gxf6 Mxf6 11. Gxe4 Ga6 12. Mf3 Mxf3 13. Gxf3. Dengan demikian terjadilah stelling seperti dalam diagram 29.
Andaikan sekarang hitam menolong bidak c nya yang baru mendapat serangan, bagi putih akan melakukan langkah 14. 0-0-0 dan akan menemukan keuntungan yang jelas. Namun hitam mempunyai langkah yang lebih baik. Ia melangkah 13…0-0-0 namun sekarang tiba-tiba ternyata siasat yang hanya untung-untungan ini adalah jelek sekali telah dilakukan oleh pihak putih. Sedangkan hitam sudah mempersiapkan serangan lebih lanjut dengan memberikan ancaman 14….Bhe8+ guna memperoleh kemenangan.
Bahagian yang penting yaitu pihak putih tak bisa melakukan rokade, baik itu disayap yang satu ataupun di sayap yang lain. Sedangkan putih hanya tinggal mempunyai satu langkah pertolongan yaitu : 14. Gxc6 malahan langkah inipun tak bisa menolongnya 14…..Bd6 15. Ga4 ( terpaksa ) 16…..Bhd8 dengan ancaman 17…Be6 mat.
Contoh yang belakangan ini sangat penting artinya untuk permainan didalam praktek karena arti siap lebih dahulu umumnya tak begitu diperhatikan oleh pemain yang tak terlatih.
Kelemahan bidak akan segera terlihat demikian pula Pasangan Gajah, namun siap lebih dulu boleh dikatakan tak terlihat, tak begitu nyata serta biasanya lawan baru menyadarinya akan artinya jika sudah terlambat.
Sekarang kita sudah dapat membedakan tiga jenis kompensasi ( imbangan, penggantian rugi ) untuk kelemahan didalam barisan bidak yaitu : petak pusat yang kuat, Pasangan Gajah dan Siap lebih dahulu.
Jadi sebelum kita melakukan sebuah rencana untuk membuat lemah dari barisan bidak lawan, sebelumnya perhitungkanlah terlebih dahulu bahwa kelemahan lawan yang diinginkan tersebut tak menimbulkan kempensasi yang berlebihan. Jika hanya dengan mempelajari dalil dan hukum saja orang tak bisa mencapai tujuannya. Demikian juga hanya dengan mempelajari contoh-contoh saja tak akan memadai karenanya : Hal yang penting adalah : main. Hanya dengan cara bermainlah yang paling baik. Sekali lagi : MAIN
Dah ..sampe disini dulu ya, sampai kesimutan ni tangan buat ngetiknya…h..e…h..e…h…ee….( wah ketawanya dah ngak bener tu…mungkin kecapean kali ya..)
Oke, kita akan sambung lagi nanti pada postingan pelajaran catur yang akan datang dengan topic “MEMPEREBUTKAN LAJUR TERBUKA DENGAN BENTENG”..bye!
Baca Selanjutnya....